Pengenalan Pragmatics

Pada tahu gak Pragmatik itu apaan?
Jenis udang? Bukan.
Mentang-mentang cover-nya udang :v
Nah jadi untuk kalian yang pengen tahu apa itu Pragmatik (Pragmatics), silakan lanjut scroll  ke bawah buat liat penjelasannya.
Silakan ^^



Ilmu Pragmatik / Pragmatics
Retrieved from dontjudgemymusictaste.blogspot.com
Kadang suka susah jelasin ke orang, apa sih Pragmatik itu?
Well, Ilmu Pragmatik adalah ilmu tentang ujaran seseorang yang mana memiliki arti lain dari apa yang sebelumnya diutarakan, sesuai dengan konteks yang ada.
Ibaratnya nih ya, gue bilang "cewek ini jelek", nah gue gak semerta-merta ngeledek itu cewek aja. Konteksnya adalah "gue gak setuju lo deketin cewek ini karena gue suka sama lo".
See?
Implikasi maksud inilah yang biasanya disebut pragmatics.

Retrieved from hipwee.com

Dan parahnya, buat para cowok, semangat deh buat mengartikan pragmatik cewek.
Ujaran-ujaran seperti "aku gak apa-apa" atau "kamu main aja sama temen-temen kamu", dapat diklasifikasikan dalam ujaran pragmatics. Karena pastinya, cewek bilang kayak gini dengan makna lain yang tersirat dalam ujarannya. So, hati-hati ya guys ^^

Kadang Pragmatics suka disamain sama Sematics dan Syntax, ada yang bilang mirip dan sebagainya. Well, kali ini akan gue jabarin sedikit perbedaannya supaya pada nggak bingung.

1. Syntax
Syntax itu membahas tentang aturan bahasa dimana sebuah kalimat dibentuk. Bagaimana seharusnya kalimat itu dibentuk agar nantinya dapat dimengerti sesuai dengan kedudukannya. Misal Subject, Object, Predicate, etc.

2. Semantics
Semantics itu membahas tentang bagaimana satu kata memiliki arti tersendiri dan kaitannya dengan benda-benda yang ada di dunia kita saat ini. Misal "dia serem banget, mirip macan kalo marah". Nah, kata macan ini ketika diteliti memiliki arti seekor binatang yang hidup di alam liar, karnivora dan berwarna oranye dengan garis-garis hitam. Macan merupakan hewan buas, jadi dalam kalimat tersebut terdapat pengandaian dengan menggunakan kaitan arti kata 'macan' dan personality dari orang yang diandaikan tersebut.

3. Pragmatics
Sedangkan Pragmatics, cabang ilmu ini adalah satu-satunya yang membahas tentang apa sih niat, tujuan, maksud, yang terkandung dalam kalimat seseorang, karena kadang orang-orang tidak langsung menyampaikan maksud mereka tapi menggunakan jembatan-jembatan kata pembuka untuk memperhalus, menghindari konflik dan alasan lainnya. Misal seperti tadi, cewek gak langsung bilang kalo dia tidak benar-benar baik-baik saja kawaaaaan. Cie niat banget gue ngomongnya. Kadang cewek mengutarakan jenis kalimat ini dengan alasan ingin terlihat tegar, ingin mengetes kepekaan cowoknya, dan lain-lain.


Dalam dunia pragmatik, ada beberapa teori yang menarik, contohnya:

Grice (1979) awalnya mengemukakan tentang Cooperative Principle, yaitu tentang 4 macam maxim atau aturan agar manusia berkomunikasi secara efektif. Nah, keempat bagiannya ada:
a. maxim of quality  atau kejujuran
b. maxim of quantity atau kesesuaian terhadap jumlah respon yang diinginkan
(apakah kekurangan atau kelebihan informasi)
c. maxim of relation atau bagaimana ujaran tersebut tidak keluar dari topik yang dibicarakan
d. maxim of manner atau kejelasan sebuah ujaran sehingga tidak mengandung unsur ambiguitas

Namun pada tahun yang sama, Grice juga mengemukakan yang namanya violation of maxim yaitu pelanggaran sah dalam berkomunikasi. Sah disini maksudnya apabila penggunaan maksud lain digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Misal:

Cewek: Kamu dimana?
Cowok: Iya-iya aku jemput. 30 menit lagi ya.

Pernyataan si cewek termasuk dalam konteks pragmatik, kenapa?
Karena yang dimaksud atau ditanyakan cewek tersebut sebenarnya adalah 'jemput aku dong'. Tapi si cewek tidak langsung menyebutkan hal tersebut karena gengsi, atau alasan lainnya.

Ini termasuk pelanggaran maxim of manner dimana maksud disampaikan melalui ujaran pengganti, bukan langsung. Sehingga pada akhirnya, tergantung pada si pendengar, apakah dia bisa memecahkan kode tersebut atau tidak, buat pembaca laki-laki, sabar yaaa.



Retrieved from twitter.com/lawanpenindas4n


Tapi seiring berjalannya waktu, banyak aliran lain yang mengkritik Grice. Umumnya cenderung pada kebutuhan zaman yang semakin berubah sehingga memunculkan maxim atau aturan lain dalam penggunaan pragmatik. Namun menurut pendapat pribadi sih, semua berawal dari Grice. Jika bukan Grice yang pertama mengemukakan maka tidak akan ada pendapat-pendapat lain yang serupa.

Oke ini beberapa contohnya:

a. Neo-Gricean (Horn, 2004)
Nah pada teori ini muncul menggantikan aturan Grice menjadi dua macam maxim baru yaitu
R principle yaitu sesuaikan jumlah ujaran seperti yang seharusnya
Q principle yaitu katakanlah sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya

Nah dari sini sudah kelihatan bedanya kan? Neo-Gricean lebih mengedepankan jumlah, tidak terlalu menghiraukan keambiguan dan terutama kesesuaian topik. Ini lebih seperti menggabungkan maksim awal Grice menjadi beberapa sub-unit.
Bagaimana jika analisis yang dibutuhkan tidak termasuk dalam pembagian di atas?
Maka maksim awal Grice-lah yang lebih tepat dan gampang untuk digunakan dalam pengklasifikasian ujaran pragmatik.


b. Sperber and Wilson (2004)
Mereka mengemukakan bahwa keempat maksim Grice tidak terlalu sesuai untuk digunakan karena sebenarnya yang terpenting adalah maxim of relation atau tentang bagaimana sesuatu dapat terhubung dalam satu topik. Tapi bagaimana bila kalimat pragmatik mengacu pada pelanggaran maxim of quantity atau maxim of quality?
Nah disinilah kurangnya jenis pendapat seperti ini.


Mungkin segitu saja dulu, ada banyak sih sebenernya yang agak bertentangan dengan Grice, tapi mungkin bisa dibahas lain kali takutnya otak kalian pada membeku jadi mari istirahat dahulu, hehe.

Ya intinya yang kepengen nganalisis pragmatik, liat-liat dulu deh teori siapa yang mau dipake, gunakan teori yang sesuai data, bukan pada keinginan sendiri. Jika data dapat lebih jelas diterangkan lewat teori Grice, maka lakukanlah, ada alasan mengapa teori Grice masih digunakan meski sekarang sudah 30 tahun lebih.

Okay? Bubye ^^

Oh iya ini ada klip KPOP, enjoy ^^








Thanks to:
William Ladusaw (link)
C. Suartana (2018) Maxim Violation (email)
Yan Huang (2009)
Dontjudgemymusictaste
Hipwee
Its Cyecey (Youtube Channel)
Google, Blogger, Youtube, Filmora

Comments

Popular Posts