Cerpen - Namanya

(http://dailydropcap.com)




NAMANYA



One Test Message received...
'KAK KELUAR, AKU UDAH DI DEPAN'



SMS darinya! Sebaiknya aku segera keluar.
Detik-detik ini kok terasa lambat banget ya.
Itu dia! Dia melihatku. Dan tampangnya tetap urakan seperti biasanya. Tapi, seberantakan apapun dia, dia tetap sesuatu dimataku.
"Bukannya itu ya nomor 2?" ia menunjuk rumah yang dulu pernah aku tinggali. Sekarang sih udah ada yang nempatin.
"Itu emang nomor 2, tapi rumah aku nomor 2A..." aku diam sebentar melihatnya, dia meringus. Jangan-jangan mukaku terlalu berminyak, atau bau mulutku kurang sedap...?
"Eh, dulu emang tinggal disana, tapi udah pindah..." aduh, ngomong apa sih nih. Emang bener sih dulu aku tinggal disana, tapi karena suatu hal, aku pindah dan cuma nambahin huruf A aja di alamat baruku, wong satu gang sama rumah lama kok, tapi emang dia ngerti kalo dijelasin? Dan parahnya, emang dia minta dijelasin?
Ia lalu membuka resleting tasnya. Tasnya keren, jadi pengen punya satu. Hm, gini deh kalau ketemu dia, nggak pikiran, omongan, bahkan perbuatan pun jadi gak karuan.
"Nih..." ia menyodoriku sebuah bungkusan putih yang isinya kaos berwarna hitam. Yup, sebenarnya bukan gayaku untuk memesan atau membeli baju semacam ini. Distro, rasanya kalau bukan lewat dia, aku nggak bakalan beli nih kaos.
"Makasih, nih uangnya..." kataku yang udah kehabisan kata-kata. Saking salah tingkahnya, aku ingin cepat-cepat berbalik dan pergi dari hadapannya. Pasti abis ini nyesel deh, kenapa nggak manfaatin kesempatan buat ngomong banyak! Mm, tapi dipikir lagi, gak ding, nanti aku dikira keganjenan, jadi kurasa tindakanku ini udah bener.
"Rajin-rajinin beli ya, Kak..." betapa apa? Saking senengnya aku cuma balik dan bilang...
"Iya, nyantai aja..." hayo lo! Nyambung gak tuh?
Dan aku langsung berbalik, berlari menuju kasur terdekat-dalam hal ini kasur di ruang tengah. Bruk! Aku ambruk dan menumpahkan teriakanku di bantal bergambar spiderman milik adikku bersamaan dengan suara motornya yang terdengar sampai ke rumahku.
"Sampai segitunya ya?" ini adikku, ia memalingkan perhatiannya-yang biasanya susah banget beralih dari monitor laptop. Kepadaku.
"Iya dong, nih kaos distro!" kataku sambil mengeluarkan kaos tersebut dari bungkusannya.
"Ogah, gak jelas" katanya cuek. Dasar gak tahu terima kasih!
"Idih, ya udah. Gak maksa tuh!"
Dasar nyebelin, tapi aku gak bakal bikin aksi adikku tadi bikin mood aku turun, kataku dalam hati. Aku pun masuk ke kamar dengan tampang cemberut. Aku melihat kaos itu dengan seksama. Hm, ini... Kaos distro hitam pertamaku. Dan aku membelinya darimu. Sebenarnya agak ogah beli baju dari orang gini, kesannya kayak beli baju bekas, entah sebenarnya baju itu asli dan baru sekalipun. Tapi kalau begini kasusnya, kekhawatiran itu jadi nggak penting lagi. Sekalipun ini kaos bekas, tapi aku pasti nyesel banget kalau sampai nggak beli ini dari kamu. Kan bekas kamu. Jadi makasih untuk semua kenangan manis hari ini. Dibilang segitunya, ya segitunya rasa yang aku rasain tadi dan sekarang. Berlebihan dan agak gimana mungkin, tapi cuek aja, toh dia gak tahu. Dan esok lalu esoknya lagi, aku dan mataku akan tetap tertuju pada satu sosok. Kamu.



END



Thanks to:
My current boyfriend who fixed my hardisk
Google, Blogger, DailyDropCap

Comments

Popular Posts